Rabu, 01 Februari 2012

karya seni kriya


Penger tian dalam tentang  anyaman:
A.) Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs Sanskerta) yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni” (Prof. Dr. Timbul Haryono: 2002).
Dalam pergulatan mengenai asal muasal kriya Prof. Dr. Seodarso Sp dengan mengutif dari kamus, mengungkapkan “perkataan kriya memang belum lama dipakai dalam bahasa Indonesia; perkataan kriya  itu berasal dari bahasa Sansekerta yang dalam kamus Wojowasito diberi arti; pekerjaan; perbuatan, dan dari kamus Winter diartikan sebagai  ‘demel’ atau membuat”. (Prof. Dr. Soedarso Sp, dalam Asmudjo J. Irianto, 2000)
Sementara menurut Prof. Dr. I Made Bandem kata “kriya” dalam bahasa indonesia berarti pekerjaan (ketrampilan tangan). Di dalam bahasa Inggris disebut craft berarti energi atau kekuatan. Pada kenyataannya bahwa seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang dihasilkan karena skill atau ketrampilan seseorang”. (Prof. Dr. I Made Bandem, 2002)
Dari tiga uraian ini dapat ditarik satu kata kunci yang dapat menjelaskan pengertian kriya adalah; kerja, pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai penciptaan karya seni yang didukung oleh ketrampilan (skill) yang tinggi.
B.)Anyaman merupakan seni yang mempengaruhi kehidupan dan kebudayaan masyarakat Melayu. Menganyam bermaksud proses menjaringkan atau menyilangkan bahan-bahan daripada tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan boleh digunakan. Bahan tumbuh-tumbuhan yang boleh dianyam ialah lidi, rotan, akar, bilah, pandan, mengkuang dan beberapa bahan tumbuhan lain yang dikeringkan.
Anyaman bukan sekedar bentuk kerajinan tangan biasa, melainkan sebuah karya seni, tidak hanya cantik tapi juga unik. Tahu eceng gondok? Jenis tanaman yang hidup terapung di permukaan air ini, memang jarang dilirik orang. Bahkan, tanaman tersebut cenderung dibiarkan tumbuh liar memenuhi kawasan perairan. Namun, siapa kira tanaman tersebut mampu menghasilkan benda anyaman cantik, lewat tangan-tangan perajin. Sebut saja tas, vas bunga, hiasan meja, dan lain-lain.

Selain eceng gondok, beberapa jenis tanaman lain seperti, daun lontar, daun pandan, bambu, rotan, rumput, tumbuhan pakis, pelepah pisang hingga plastik, bisa dibuat berbagai macam barang keperluan rumahtangga atau penghias ruangan.

Tentunya, kerajinan dari tanaman berserat itu melalui proses pengeringan, penipisan, serta merajut bahan baku menjadi sebuah benda. Peralatan yang digunakan pun masih terbilang sederhana seperti pisau pemotong, pisau penipis, tang, dan catut (penjepit) bundar.

Selain bahan baku tersebut, terdapat bahan penunjang dan biasa dipakai oleh setiap perajin, antara lain, kain, benang jahit, kancing, batok kelapa, lem, zat pewarna atau pengkilap, pernis, resluiting, tambang, serta karton.

Jenis karya senikriya anyaman :
1. Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya: tas, sepatu, wayang dan lain-lain.
2. Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contohnya pisau, barang aksesoris, dan lain-lain.
3. Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contohnya mebel, relief dan lain-lain.
4. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. Contohnya: topi, tas, keranjang dan lain-lain.
5. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis (casting) atau teknik cetak (printing). Contohnya: baju, gaun dan lain-lain.
6. Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah, piring dan lain-lain.









Contoh karya seni kriya anyaman :

 

Bambu.
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.


                                                                                               







Janur.
 Janur (dari bahasa Jawa) adalah daun muda dari beberapa jenis palma besar, terutama kelapa, enau, dan rumbia. Janur biasa dipakai sejumlah suku bangsa di Nusantara sebagai alat kehidupan sehari-hari.
Masyarakat suku Bali, Jawa, dan Sunda biasa memanfaatkan janur untuk dianyam. Teknik merangkai janur mencapai puncak estetika di Bali dan beberapa tempat di Jawa, dan bisa dilihat pada upacara-upacara keagamaan serta perkawinan. Janur yang masih terangkai pada tangkai daun diikat dengan bambu panjang, dan kemudian anyaman janur dipasang pada ujungnya dipasang di gerbang atau tepi jalan dan disebut pènjor (bahasa Bali). Di Jawa, sepasang hiasan kombinasi janur, buah-buahan, serta bunga-bungaan dipajang di tepi pelaminan pada upacara perkawinan, yang disebut kembar mayang ("mayang sepasang") sebagai simbol penyatuan dua individu dalam wadah rumah tangga. Hiasan serupa juga ditemukan dalam upacara-upacara di Bali.
Janur yang telah dipisahkan dari tangkai daun serta tulang anak daunnya dapat dianyam atau dirangkai menjadi bermacam-macam bentuk dalam seni merangkai janur. Janur juga dianyam dan dipakai untuk membungkus makanan, karena tahan panas dan kuat. Ketupat, bakcang, serta burasa adalah contoh-contohnya.

: Anyaman tikar.

  Tikar adalah hasil anyaman yang biasanya dipakai sebagai alas duduk atau tidur. Tikar biasanya dibuat dari daun kelapa, pandan,siwalan, plastik atau bahan lain.
Tikar yang terbuat dari daun kelapa mempunyai bentuk sangat sederhana dan kasar dalam bahasa Madura disebut ghidhang. Dalam masyarakat tradisional Madura, tikar daun pandan dipakai sebagai pembungkus kasur yang dibawa oleh pengantin laki-laki pada saat pernikahan. Kebiasaan ini mulai ditinggalkan, dan tikar daun pandan digantikan tikar plastik.












Tenun :

Menenun adalah proses pembuatan barang-barang tenun (kain) dari persilangan dua set benang dengan cara memasuk-masukkan benang pakan secara melintang pada benang-benang lungsin (benang lusi). Sebelum menenun dilakukan penghanian, yakni pemasangan benang-benang lungsin secara sejajar satu sama lainnya di alat tenun sesuai lebar kain yang diingini.
Alat tenun dipakai untuk memegang helai-helai benang lungsin sementara benang pakan dimasukkan secara melintang di antara helai-helai benang lungsin. Pola silang-menyilang antara benang lungsin dan benang pakan disebut anyaman. Sebagian besar produk tenun dibuat dengan menggunakan tiga teknik anyaman: anyaman polos, anyaman satin, dan anyaman keper.
Kain polos didapat dari hasil tenunan benang satu warna, ditenun memakai benang berwarna-warni dengan desain yang artistik dan dekoratif, hingga kain tapestri yang rumit. Kerajinan tenun tradisional Indonesia antara lain lurik, tenun ikat, songket, dan geringsing. Sewaktu membuat tenun ikat, sebelum ditenun menjadi kain, helai-helai benang diikat dan dicelupkan ke dalam pewarna.

 



 

 

Caping :


 Caping adalah sejenis topi berbentuk kerucut yang umumnya terbuat dari anyaman bambu. Caping ada juga yang terbuat dari daun pandan, atau sejenis rumputan,ataupun daun kelapa. Sebuah caping umumya dilengkapi dengan tali dagu yang berfungsi untuk menjaga keseimbangangan caping.
Selain bentuknya yang khas caping juga mempunyai kelebihan dibanding topi yaitu dapat menahan panas terik matahari saat cuaca panas (kepala dan leher) dan dapat menghalau air hujan saat cuaca hujan. Caping biasanya dipakai oleh para petani ketika sedang bekerja di sawah, meskipun ada juga dari golongan bukan petani yang menggunakannya. Caping sudah masuk menjadi bagian kebudayaan masyarakat jawa, caping dibuat menjadi nama sebuah lagu jawa berjudul Caping gunung. Caping ternyata tidak hanya digunakan di Indonesia tetapi juga digunakan di Asia Tenggara serta China.

3 komentar: